Senin, 18 April 2016

Laporan Praktikum Biologi : Tulang Ayam

A.      Judul                   : Berlatih Menjelaskan Struktur Tulang
B.       Tujuan                : Mengamati tulang yang direndam pada larutan HCl 10%.
C.       Landasan Teori  :
Menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (= tulang/osteon). Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang mensekresikan matriks (kondrin) berupa hialin atau kolagen. Rawan pada anak berasal dari mesenkim dengan kandungan kondrosit lebih banyak dari kondrin. Sebaliknya, pada orang dewasa kondrin lebih banyak dan rawan ini berasal dari selaput tulang rawan (perikondrium) yang banyak mengandung kondroblas (pembentuk kondrosit). Rawan pada dewasa antara lain terdapat pada cincin batang tenggorokan dan daun telinga.
Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau osifikasi.

D.      Alat dan Bahan  :


1.         Tulang paha ayam
2.         Larutan HCl 10%
3.         Nilon
4.         Silinder
5.         Stopwatch





E.       Langkah Kerja   :
1.    Siapkan tulang paha ayam yang masih segar.
2.    Bersihkan tulang dari dagingnya.
3.    Amati tulang secara detail. Tuliskan hasil pengamatannya.
4.    Ikat tulang dengan nilon.
5.    Masukkan tulang ke dalam silinder kemudian rendam dengan larutan HCL 10%
6.    Tunggu hingga 20 menit. Amati hasilnya. Apabila tulang masih tetap, tunggu 20 menit selanjutnya atau hingga beberapa jam agar hasilnya lebih signifikan.
7.    Kemudian, catatlah hasil pengamatan ke dalam tabel.

F.       Data Pengamatan           :
No
Keadaan
Sebelum direndam
Setelah direndam
1.
Warna
Putih kekuningan
Pucat
2.
Kekerasan
Kaku, keras, padat, dan kuat
Lunak dan rapuh
3.
Kelenturan
Tidak lentur
Lentur



G.      Analisis                :
Setelah tulang paha ayam dimasukkan kedalam larutan HCl, terjadi beberapa perubahan. Pada awalnya, warna tulang putih kekuningan dan tampak segar. Ketika dimasukkan ke dalam larutan HCl, pada 20 menit pertama warna putih kekuningannya mulai pudar. Selanjutnya, setelah 5 jam warna tulang berubah menjadi pucat.
Perubahan terjadi pada kekerasan tulang pula. Sebelum dimasukkan, tulang sangatlah kuat dan padat pada seluruh bagian. Pada 20 menit pertama, sumsum tulang mulai berjatuhan ke dasar tabung silinder tetapi ketika diangkat tulang masih tetap kuat. Setelah 5 jam, tulang menunjukkan perubahannya. Tulang menjadi lunak dan rapuh pada seluruh bagian. Ketika ditekan, tulang seperti tidak ada isinya. Di dasar tabung silinder terdapat banyak sumsum tulang yang mengendap.  Terdapat pula endapan putih pada larutan HCl.
Sebelum direndam keadaan tulang sangatlah kaku. Pada 20 menit pertama, tulang juga tetap kaku. Namun, setelah 5 jam tulang menjadi sangat lentur. Bahkan, saking lenturnya tulang dapat dibengkokkan dan dapat dipatahkan.

H.      Kesimpulan         :
1.    Keadaan tulang sebelum dan setelah direndam HCl berbeda dalam hal warna, kekuatan, dan kelenturan.
2.    Larutan HCl menyebabkan kadar kasium fosfat dan zat penguat lain pada tulang terlarut sehingga tulang menjadi lunak dan rapuh.
3.    Zat kapur yang menyusun tulang keluar dan membentuk endapan pada larutan HCl mengikuti persamaan reaksi kimia :
2HCl + Ca → CaCl2 + H2





LAMPIRAN