Jumat, 28 Februari 2014

How To Make Lontong Tahu Campur

Ingredients :
·        Lontong
·        Tofu
·        Cabbage
·        Celery
·        Bean sprouts
·        Roasted Peanuts
·        Chillies
·        Garlic
·        Sugar
·        Salt
·        Soybean sauce
·        Lime
·        Fried onions
·        Water

Tools :
·        Cutting board
·        Knife
·        Frying pan
·        Spoon
·        Fork
·        Plate
·        Grinder


Steps :
1.              First, fry the tofu until brown.
2.             Next, cut the fried tofu into small cubes.
3.            Chop the cabbage and celery.
4.            To make “Sambel Kacang”, take the chillies, garlic, lime, sugar, and a little salt into the grinder and grind them.
5.             After that, take the roasted peanuts into the grinder and grind them completely.
6.            Next, add the water and soybean sauce.
7.             Stir them with a spoon perfectly and “Sambel Kacangis ready.
8.            To serve lontong tahu campur, prepare a plate.
9.            Cut the lontong into small pieces and put into the plate.
10.         Then, put the tofu into the plate.
11.           Add the cabbage, celery and bean sprouts.
12.          Then, pour the “Sambel Kacang” on it.
13.         Don’t forget to spread the fried onions on top.
14.         Finally, the “Lontong Tahu Campur”  is ready to serve.

Senin, 17 Februari 2014

Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial

Kehidupan bermasyarakat selalu menimbulkan hubungan antarmanusia dalam suatu lingkungan kehidupan tertentu. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan manusia lain untuk berinteraksi dan saling memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak dapat dipenuhinya sendiri. Pada bab ini, kalian akan sedikit mengulang pelajaran kelas VII mengenai bentuk-bentuk interaksi atau hubungan sosial. Bentuk-bentuk hubungan sosial dalam masyarakat dikelompokkan menurut kriteria tertentu, seperti berdasarkan tingkat kepentingan dan berdasarkan sifatnya.

 

1. Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial Berdasarkan Kepentingannya

Menurut tingkat kepentingannya, hubungan sosial dalam masyarakat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu hubungan antar status, hubungan kekeluargaan, dan hubungan persahabatan.
    a.   Hubungan antar status
Hubungan antar status yaitu hubungan sosial antara individu pada sebuah organisasi resmi atau formal. Organisasi formal yang dimaksud bentuk-nya seperti: perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan dan sebagainya. Hubungan antar status ini memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
1. Hubungan bersifat resmi atau dinas.
2.Pihak-pihak yang berhubungan berpihak pada status atau kedudukannya masing masing.
3. Bentuk hubungannya didasarkan pada norma-norma atau aturan-aturan yang resmi.
4.Toleransi dalam hubungan sosial ini bersifat terbatas, yaitu dibatasi oleh aturan-aturan yanga ada, dan sebagainya.
    b.  Hubungan kekeluargaan
Hubungan kekeluargaan yaitu hubungan sosial yang terjadi dalam lingkungan keluarga atau kerabat. Contoh hubungan kekeluargaan yaitu hubungan antara anak dengan ayah atau ibunya, hubungan antara adik dan kakak, hubungan antara keponakan dan paman, dan sebagainya. Hubungan kekeluarga-an ini dilakukan berdasarkan pada kepentingan bersama untuk menjaga keutuhan dan kerukunan.
Hubungan kekeluargaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.  Memiliki kesetiaan dan rasa solidaritas yang tinggi.
2. Hubungan sosial berlangsung  akrab dan bersifat tidak resmi.
3.Pelaku hubungan sosial semua berasal dari keturunan keluarga arau  kerabat yang sama.
4.Hubungan yang dilakukan tidak berdasarkan aturan yang resmi, dan sebagainya.        
    c.   Hubungan persahabatan
Hubungan persahabatan adalah hubungan antar individu atau antar kelompok yang tidak ada hubungan darah atau keluarga maupun status tetapi sangat akrab atau erat dengan toleransi yang sangat tinggi. Contoh hubungan persahabatan yaitu hubungan antar teman dalam satu kelas yang sangat akrab karena adanya persamaan pola pikir, sifat, dan keinginan.
Hubungan persahabatan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.     Kesetiakawanan atau toleransinya  sangat tinggi.
2.    Pihak yang mengadakan hubungan tidak ada hubungan darah atau status.
3.    Hubungan bersifat formal maupun nonformal.
4.    Masing-masing pihak mengupayakan agar hubungan tetap serasi dan harmonis.

2.   Bentuk Hubungan Sosial Berdasarkan Sifatnya
Bentuk hubungan sosial menurut sifat dalam hal ini mengandung suatu pengertian, yaitu bentuk hubungan sosial yang menyatukan atau menunggal dan bentuk hubungan sosial yang menimbulkan perpecahan atau cerai berai. Berdasarkan sifatnya, bentuk hubungan sosial dikelompokkan menjadi dua, yaitu hubungan sosial yang bersifat simetris atau assosiatif dan hubungan sosial yang bersifat asimetris atau disosiatif.
    a.   Hubungan Sosial yang Bersifat Simetris atau Assosiatif
Hubungan sosial bersifat simetris atau assosiatif artinya hubungan sosial yang meyebabkan kesatuan dan kerja sama. . Ada beberapa contoh bentuk hubungan sosial yang bersifat simetris atau assosiatif, antara lain:

1)   Kerjasama (cooperation)
Adalah usaha bersama antara orang seorang atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
a)    Koalisi (coalition),
yaitu kombinasi antara dua pihak atau lebih yang bertujuansama.
Contoh : koalisi PKS dengan PAN untuk pemilihan Bupati.
b)   Joint venture
yaitu kerja sama antara pihak asing dengan pihak setempat dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.
Contoh : joint Venture antara pertamina dengan PT. Caltex pasifik dalam usaha pengeboran minyak lepas pantai.
c)    Kerukunan
merupakan bentuk kerja sama yang paling sederhana dan mudahdiwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Contoh : Gotong-royong membangun rumah, menolong korban becana, musyawarah dalam memilih kepanitiaan suatu acara di lingkungan RT.
d)   Bargaining 
merupakan bentuk kerja sama yang dihasilkan melalui proses tawar-menawar antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu kesepakatan.
Contoh :antar pemerintah RI dengan Korea dalam hal pertukaran komoditas.
e)    Kooptasi (cooptation),
yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalamkepemimpinan atau pelaksanaan politik suatu organisasi agar tidak terjadikeguncangan organisasi tersebut.
Contoh :pergantian kepala daerah yang menganut otonomi daerah.

2)   Asimilasi
Adalah proses sosial yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan antar kelompok serta usaha menyamakan kesatuan sikap, mental dan tujuan demi mencapai tujuan bersama.
Factor yang mendukung asimilasi:
v  Adanya kesempatan-kesempatan yang seimbang dibidang ekonomi
v  Adanya sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
v  Terjadinya perkawinan campuran (amalgamation)
v  Adanya persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
v  Adanya musuh yang sama dari luar

Factor yang menghambat asimilasi:
v  Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang ada atau dihadapi
v  Adanya perasaan takut terhadap kekuatan budaya lain
v  Adanya perasaan “superioritas” yaitu menganggap kebudayaan sendiri lebih tinggi dari kebudayaan lain
v  Adanya sikap ras diskriminasi (perbedaan warna kulit)
v  Adanya sikap perbedaan kepentingan, dan sebagainya.

3)   Akomodasi
Adalah proses penyesuaian antara individu dengan individu atau antar kelompok dengan maksud untuk mengurangi atau mengatasi ketegangan dan kekacauan.
Tujuan akomodasi:
·         Untuk mengurangi terjadinya perselisihan.
·         Mencegah sementara meluasnya atau meledaknya perselisihan.
·         Memungkinkan terwujudnya kerja sama antar kelompok yang terpisah.
·         Usaha peleburan kelompok yang terpisah dengan cara pembauran.
Macam-macam akomodasi :
a)    Koersi adalah yang dilakukan dengan kekerasan dan paksaan
Contoh : penggusuran pedagang kaki lima oleh petugas satpol PP.
b) Kompromi adalah yang dilakukan dengan cara kelompok-kelompok yang berselisih mengurangi tuntutannya sehingga trjadi kesepakatan damai.
Contoh : perebutan warisan antar anggota keluarga diselesaikan dengan damai.
c)    Arbitrasi adalah yang dilakukan dengan cara menghadirkan pihak ketiga yangdipilih oleh kedua belah pihak yang memiliki kedudukan lebih tinggi daripada pihak yang bertikai.
Contoh : perselisihan pegawai PTDI dengan perusahaan, meminta departemen tenaga kerja untuk membantu penyelesaian.
d)  Mediasi adalah yang dilakukan dengan cara menghadirkan pihak ketiga sebagai penasihat.
Contoh : perkelahian antar warga diselesaikan oleh tetangga.
e)  Konsiliasi adalah yang dilakukan dengan cara mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama.
Contoh : perundingan GAM dengan RI.
f)  Toleransi adalah yang dilakukan ketika satu pihak menerima pihak lain tanpaadanya persetujuan formal.
Contoh : menyadari bahwa hidup dengan orang lain sehingga memberikan kesempatan menjalankan agama sesuai keyakinan.
g) Stalemate adalah ketika tiap-tiap pihak menghentikan pertikaian karenamemiliki kekuatan yang seimbang.
Contoh : perang antar suku di Papua.
h)   Ajudikasi adalah yang dilakukan melalui pengadilan.
Contoh : diadilinya tersangka korupsi.

4)   Akulturasi
Adalah proses penerimaan dan pengelolahan unsure-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan asli(perpaduan dua budaya dalam waktu yang lama).
Bentuk-bentuk akulturasi :
a)    Akulturasi antara masyarakat yang berkuasa dengan yang dikuasai.
b)   Akulturasi antara aspek material dengan aspek imaterial.
c) Akulturasi antara golongan yang bersahabat dengan golongan yang bermusuhan.
d)  Akulturasi antara masyarakat yang sama besarnya dengan yang berbeda besarnya.
e)    Akulturasi antara seluruh masyarakat atau antar bagian dari masyarakat.
Kenduri, upacara selamatan kematian, menara mesjid kudus dll. Juga merupakan bentuk akulturasi antara Hindu dan Islam.

    b.  Hubungan Sosial yang Bersifat Asimetris atau Disosiatif
Hubungan sosial bersifat disosiatif ini disebut juga “oposisi” artinya bsrsifat       berlawanan. Oposisi merupakan cara berjuang untuk melawan kelompok lain (orang lain) untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Jenis dan hubungan sosial yang bersifat disasosiatif meliputi: persaingan, pertentangan, dan kontroversi.
1)    Persaingan (Competition)
adalah bentuk hubungan sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok, dengan tujuan untuk mencari keuntungan sendiri atau kelompoknya.
          Berdasarkan pelakunya, competition atau persaingan dibedakan menjadi dua, yaitu:
·         Persaingan Individual (pribadi)
Persaingan individu yaitu persaingan antara orang perorangan, misalnya persainganantarpegawai dalam satu kantor untuk meraih kedudukan dalam instansi.
·         Persaingan Kelompok
Pesaingan kelompok yaitu persaingan yang terjadi antarkelompok individu. Contoh persaingan kelompok yaitu dua perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan monopoli pasar di suatu daerah tertentu.
            Fungsi persaingan :
ü  Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut di penuhi.
ü  Alat untuk mengadakan seleksi berdasarkan keahlian dan kemampuan seseorang.
ü  Menyalurkan keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang baik.                      
ü  Alat untuk menyaring golongan fungsional sehingga tercipta pembagian kerja yang efektif.

          Hasil persaingan :
·         Perubahan kepribadian seseorang
·         Terciptanya solidaritas kelompok
·         Terjadinya disorganisasi

2)   Pertentangan (Conflict)
adalah bentuk hubungan sosial dimana setiap individu atau kelompok berusaha mencapai tujuannya masing-masing dengan jalan menentang  pihak lawan yang disertai kekerasan, intimidasi atau ancaman. Pertentangan atau konflik terjadi karena adanya beberapa faktor yang memengaruhinya. Beberapa faktor yang menyebabakan terjadinya per-tentangan atau konflik yaitu:
a)    Perbedaan antara individu-individu.
b)   Perbedaab kebudayaan.
c)    Perubahan sosial yang berlangsung cepat.
d)   Perbedaan kepentingan ekonomi, politik, dan kekuasaan.
Bentuk konflik :
·         Konflik pribadi, contoh : pertengkaran dua orang.
·         Konflik politik, contoh : perang antara GAM dengan RI.
·         Konflik rasial, contoh : antara etnis China dengan etnis Jawa.
·         Konflik internasional, contoh : embargo terhadap Irak.
·         Konflik antarkelas sosial, contoh : antara buruh dengan majikan.

Akibat-akibat yang ditimbulkan karena pertentangan antara lain:
a)    Hancur atau hilangnya harta benda atau kekayaan bahkan menyebaban jatuhnya korban jiwa manusia (jika terjadi perang antarkelompok)
b)   Terjadi dominasi takluknya salah satu pihak yang saling bertentangan, ini terjadi jika kekuatan tidak seimbang.
c)    Jika pertentangan terjadi dalam satu kelompok (intern)akan menyebabkan retaknya persatuan dan kesatuan kelompok.
d)   Bertambah kuatnya solidaritas kelompok yaitu muncul-nya sikap rela berkorban demi keutuhan kelompok.
e)    Terjadinya perubahan kepribadian pada individu, dan sebagainya.

3)   Kontroversi
adalah salah satu bentuk hubungan sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan. Kontroversi ini ditandai gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan. Kontroversi bentuk yang murni adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai menjadi petentangan atau pertikaian.
          Bentuk-bentuk kontroversi:
ü  Bersifat umum
ü  Bersifat sederhana
ü  Bersifat intensif      
ü  Bersifat rahasia
ü  Bersifat taktis

          Tipe-tipe kontroversi :                                                   
·         Kontroversi yang menyangkut generasi
·         Kontroversi yang menyangkut perbedaan jenis kelamin
·         Kontroversi parlementer