Kehidupan
bermasyarakat selalu menimbulkan hubungan antarmanusia dalam suatu lingkungan
kehidupan tertentu. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan manusia lain
untuk berinteraksi dan saling memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak dapat
dipenuhinya sendiri. Pada bab ini, kalian akan sedikit mengulang pelajaran
kelas VII mengenai bentuk-bentuk interaksi atau hubungan sosial. Bentuk-bentuk hubungan sosial dalam masyarakat
dikelompokkan menurut kriteria tertentu, seperti berdasarkan tingkat
kepentingan dan berdasarkan sifatnya.
1. Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial Berdasarkan Kepentingannya
Menurut tingkat
kepentingannya, hubungan sosial dalam masyarakat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu hubungan antar status, hubungan kekeluargaan, dan hubungan persahabatan.
a. Hubungan
antar status
Hubungan antar
status yaitu hubungan sosial antara individu pada sebuah organisasi resmi atau
formal. Organisasi formal yang dimaksud bentuk-nya seperti: perusahaan, lembaga
pendidikan, lembaga pemerintahan dan sebagainya. Hubungan
antar status ini memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
1. Hubungan bersifat resmi atau dinas.
2.Pihak-pihak yang berhubungan berpihak
pada status atau kedudukannya masing masing.
3. Bentuk hubungannya didasarkan pada
norma-norma atau aturan-aturan yang resmi.
4.Toleransi dalam hubungan sosial ini
bersifat terbatas, yaitu dibatasi oleh aturan-aturan yanga ada, dan sebagainya.
b. Hubungan
kekeluargaan
Hubungan kekeluargaan yaitu hubungan sosial
yang terjadi dalam lingkungan keluarga atau kerabat. Contoh hubungan
kekeluargaan yaitu hubungan antara anak dengan ayah atau ibunya, hubungan
antara
adik dan kakak, hubungan
antara keponakan dan paman, dan sebagainya. Hubungan kekeluarga-an ini
dilakukan berdasarkan pada kepentingan bersama untuk menjaga keutuhan dan
kerukunan.
Hubungan
kekeluargaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki
kesetiaan dan rasa solidaritas yang tinggi.
2. Hubungan
sosial berlangsung akrab dan bersifat
tidak resmi.
3.Pelaku
hubungan sosial semua berasal dari keturunan keluarga arau kerabat yang
sama.
4.Hubungan
yang dilakukan tidak berdasarkan aturan yang resmi, dan sebagainya.
c. Hubungan
persahabatan
Hubungan persahabatan adalah hubungan antar
individu atau antar kelompok yang tidak ada hubungan darah atau keluarga maupun
status tetapi sangat akrab atau erat dengan toleransi yang sangat tinggi.
Contoh hubungan persahabatan yaitu hubungan antar teman dalam satu kelas yang
sangat akrab karena adanya persamaan pola pikir, sifat, dan keinginan.
Hubungan
persahabatan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kesetiakawanan atau toleransinya sangat tinggi.
2. Pihak yang mengadakan hubungan tidak ada
hubungan darah atau status.
3. Hubungan bersifat formal maupun nonformal.
4. Masing-masing pihak mengupayakan agar
hubungan tetap serasi dan harmonis.
2. Bentuk
Hubungan Sosial Berdasarkan Sifatnya
Bentuk
hubungan sosial menurut sifat dalam hal ini mengandung suatu pengertian, yaitu
bentuk hubungan sosial yang menyatukan atau menunggal dan bentuk hubungan
sosial yang menimbulkan perpecahan atau cerai berai. Berdasarkan sifatnya,
bentuk hubungan sosial dikelompokkan menjadi
dua,
yaitu hubungan sosial yang bersifat simetris atau assosiatif dan hubungan
sosial yang bersifat asimetris atau disosiatif.
a. Hubungan Sosial yang Bersifat Simetris
atau Assosiatif
Hubungan
sosial bersifat simetris atau assosiatif artinya hubungan sosial yang
meyebabkan kesatuan dan kerja sama. .
Ada beberapa contoh bentuk hubungan sosial yang bersifat simetris atau
assosiatif, antara lain:
1) Kerjasama
(cooperation)
Adalah
usaha bersama antara orang seorang atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
a)
Koalisi (coalition),
yaitu kombinasi antara dua pihak atau lebih yang
bertujuansama.
Contoh :
koalisi PKS dengan PAN untuk pemilihan Bupati.
b)
Joint venture
yaitu kerja sama antara pihak asing dengan pihak
setempat dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.
Contoh :
joint Venture antara pertamina dengan PT. Caltex pasifik dalam usaha pengeboran
minyak lepas pantai.
c)
Kerukunan
merupakan bentuk kerja sama yang
paling sederhana dan mudahdiwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Contoh : Gotong-royong membangun rumah, menolong korban becana, musyawarah dalam memilih
kepanitiaan suatu acara di lingkungan RT.
d) Bargaining
merupakan bentuk kerja sama yang dihasilkan melalui
proses tawar-menawar antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu
kesepakatan.
Contoh
:antar pemerintah RI dengan Korea dalam hal pertukaran komoditas.
e)
Kooptasi (cooptation),
yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru
dalamkepemimpinan atau pelaksanaan politik suatu organisasi agar tidak
terjadikeguncangan organisasi tersebut.
Contoh
:pergantian kepala daerah yang menganut otonomi daerah.
2) Asimilasi
Adalah
proses sosial yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan antar kelompok
serta usaha menyamakan kesatuan sikap, mental dan tujuan demi mencapai tujuan
bersama.
Factor
yang mendukung asimilasi:
v
Adanya kesempatan-kesempatan yang
seimbang dibidang ekonomi
v
Adanya sikap menghargai orang asing dan
kebudayaannya
v
Terjadinya perkawinan campuran
(amalgamation)
v
Adanya persamaan dalam unsur-unsur
kebudayaan
v
Adanya musuh yang sama dari luar
Factor
yang menghambat asimilasi:
v
Kurangnya pengetahuan tentang
kebudayaan yang ada atau dihadapi
v
Adanya perasaan takut terhadap kekuatan
budaya lain
v
Adanya perasaan “superioritas” yaitu
menganggap kebudayaan sendiri lebih tinggi dari kebudayaan lain
v
Adanya sikap ras diskriminasi
(perbedaan warna kulit)
v
Adanya sikap perbedaan kepentingan, dan
sebagainya.
3) Akomodasi
Adalah
proses penyesuaian antara individu dengan individu atau antar kelompok dengan
maksud untuk mengurangi atau mengatasi ketegangan dan kekacauan.
Tujuan
akomodasi:
·
Untuk
mengurangi terjadinya perselisihan.
·
Mencegah
sementara meluasnya atau meledaknya perselisihan.
·
Memungkinkan
terwujudnya kerja sama antar kelompok yang terpisah.
·
Usaha peleburan
kelompok yang terpisah dengan cara pembauran.
Macam-macam akomodasi :
a)
Koersi adalah yang
dilakukan dengan kekerasan dan paksaan
Contoh :
penggusuran pedagang kaki lima oleh petugas satpol PP.
b) Kompromi adalah yang dilakukan dengan cara kelompok-kelompok
yang berselisih mengurangi tuntutannya sehingga trjadi kesepakatan damai.
Contoh :
perebutan warisan antar anggota keluarga diselesaikan dengan damai.
c)
Arbitrasi adalah yang
dilakukan dengan cara menghadirkan pihak ketiga yangdipilih oleh kedua belah
pihak yang memiliki kedudukan lebih tinggi daripada pihak yang bertikai.
Contoh :
perselisihan pegawai PTDI dengan perusahaan, meminta departemen tenaga kerja
untuk membantu penyelesaian.
d) Mediasi adalah yang dilakukan dengan cara menghadirkan
pihak ketiga sebagai penasihat.
Contoh :
perkelahian antar warga diselesaikan oleh tetangga.
e) Konsiliasi adalah yang
dilakukan dengan cara mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk
mencapai persetujuan bersama.
Contoh :
perundingan GAM dengan RI.
f) Toleransi adalah
yang dilakukan ketika satu pihak menerima pihak lain tanpaadanya persetujuan
formal.
Contoh :
menyadari bahwa hidup dengan orang lain sehingga memberikan kesempatan
menjalankan agama sesuai keyakinan.
g) Stalemate adalah ketika tiap-tiap pihak menghentikan
pertikaian karenamemiliki kekuatan yang seimbang.
Contoh :
perang antar suku di Papua.
h)
Ajudikasi adalah yang dilakukan melalui pengadilan.
Contoh :
diadilinya tersangka korupsi.
4) Akulturasi
Adalah
proses penerimaan dan pengelolahan unsure-unsur kebudayaan asing menjadi bagian
dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan
asli(perpaduan dua budaya dalam waktu yang lama).
Bentuk-bentuk
akulturasi :
a)
Akulturasi
antara masyarakat yang berkuasa dengan yang dikuasai.
b)
Akulturasi
antara aspek material dengan aspek imaterial.
c) Akulturasi
antara golongan yang bersahabat dengan golongan yang bermusuhan.
d) Akulturasi
antara masyarakat yang sama besarnya dengan yang berbeda besarnya.
e)
Akulturasi
antara seluruh masyarakat atau antar bagian dari masyarakat.
Kenduri, upacara selamatan kematian, menara mesjid
kudus dll. Juga merupakan bentuk akulturasi antara Hindu dan Islam.
b. Hubungan
Sosial yang Bersifat Asimetris atau Disosiatif
Hubungan sosial bersifat
disosiatif ini disebut juga “oposisi” artinya bsrsifat berlawanan. Oposisi
merupakan cara berjuang untuk melawan kelompok lain (orang lain) untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Jenis dan hubungan sosial yang bersifat disasosiatif
meliputi: persaingan, pertentangan, dan kontroversi.
1)
Persaingan (Competition)
adalah bentuk hubungan sosial yang
dilakukan oleh individu atau kelompok, dengan tujuan untuk mencari keuntungan
sendiri atau kelompoknya.
Berdasarkan
pelakunya, competition atau persaingan dibedakan menjadi dua, yaitu:
·
Persaingan
Individual (pribadi)
Persaingan
individu yaitu persaingan antara orang perorangan, misalnya
persainganantarpegawai dalam satu kantor untuk meraih kedudukan dalam instansi.
·
Persaingan
Kelompok
Pesaingan
kelompok yaitu persaingan yang terjadi antarkelompok individu. Contoh
persaingan kelompok yaitu dua perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan
monopoli pasar di suatu daerah tertentu.
Fungsi persaingan :
ü Menyalurkan
keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut di penuhi.
ü Alat
untuk mengadakan seleksi berdasarkan keahlian dan kemampuan seseorang.
ü
Menyalurkan keinginan, kepentingan serta nilai-nilai
yang baik.
ü Alat
untuk menyaring golongan fungsional sehingga tercipta pembagian kerja yang
efektif.
Hasil persaingan :
·
Perubahan kepribadian seseorang
·
Terciptanya solidaritas kelompok
·
Terjadinya disorganisasi
2)
Pertentangan (Conflict)
adalah bentuk hubungan sosial dimana setiap
individu atau kelompok berusaha mencapai tujuannya masing-masing dengan jalan
menentang pihak lawan yang disertai
kekerasan, intimidasi atau ancaman. Pertentangan atau konflik terjadi karena
adanya beberapa faktor yang memengaruhinya. Beberapa faktor yang menyebabakan
terjadinya per-tentangan atau konflik yaitu:
a) Perbedaan antara individu-individu.
b) Perbedaab kebudayaan.
c) Perubahan sosial yang berlangsung cepat.
d) Perbedaan kepentingan ekonomi, politik, dan
kekuasaan.
Bentuk konflik :
·
Konflik pribadi, contoh : pertengkaran dua orang.
·
Konflik politik, contoh : perang antara GAM dengan RI.
·
Konflik rasial, contoh : antara etnis China dengan
etnis Jawa.
·
Konflik internasional, contoh : embargo terhadap Irak.
·
Konflik antarkelas sosial, contoh : antara buruh
dengan majikan.
Akibat-akibat yang ditimbulkan karena
pertentangan antara lain:
a) Hancur atau hilangnya harta benda atau
kekayaan bahkan menyebaban jatuhnya korban jiwa manusia (jika terjadi perang
antarkelompok)
b) Terjadi dominasi takluknya salah satu pihak
yang saling bertentangan, ini terjadi jika kekuatan tidak seimbang.
c) Jika pertentangan terjadi dalam satu kelompok
(intern)akan menyebabkan retaknya persatuan dan kesatuan kelompok.
d) Bertambah kuatnya solidaritas kelompok
yaitu muncul-nya sikap rela berkorban demi keutuhan kelompok.
e) Terjadinya perubahan kepribadian pada
individu, dan sebagainya.
3)
Kontroversi
adalah salah satu bentuk hubungan sosial
yang berada diantara persaingan dan pertentangan. Kontroversi ini ditandai
gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana
dan perasaan tidak suka yang disembunyikan. Kontroversi bentuk yang murni
adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap
unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap tersembunyi tersebut
dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai menjadi petentangan atau
pertikaian.
Bentuk-bentuk kontroversi:
ü Bersifat
umum
ü Bersifat
sederhana
ü
Bersifat intensif
ü Bersifat
rahasia
ü Bersifat
taktis
Tipe-tipe
kontroversi :
·
Kontroversi yang menyangkut generasi
·
Kontroversi yang menyangkut perbedaan jenis kelamin
·
Kontroversi parlementer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar