Selasa, 08 Desember 2015

KEMUNDURAN PERADABAN MUSLIM DALAM BIDANG ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI ABAD XII-XVIII MASEHI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
            Sebuah peradaban suatu bangsa dan agama selalu mengalami perubahan dalam perkembangannya, begitu pula yang dialami oleh agama Islam. Agama Islam merupakan agama yang dibawa oleh Rasulullah saw. Dalam perkembangannya, Islam mengalami banyak kemajuan dari masa ke masa sejak periode kepemimpinan Rasulullah. Salah satunya dalam bidang pendidikan. Setiap perkembangan yang dialami oleh suatu bangsa/negara pasti ada negara lain yang menginginkan negaranya lebih baik, berkembang, dan lebih maju dari negara tersebut.
            Pada kenyataannya kemajuan peradaban Islam, menjadikan bangsa Eropa terdorong untuk melampaui kemajuan tersebut. Salah satu upaya yang ditempuh oleh bangsa Eropa adalah berbondong-bondong menuntut ilmu di Universitas Cordoba. Setelah cukup ilmu, salah satunya kemahiran dalam berbahasa arab, mereka berusaha menerjemahkan hasil karya-karya ilmuan muslim. Hasil terjemahan ini, segera mereka kembangkan dengan melakukan berbagai penelitian. Akhirnya sejak abad ke-18 Masehi, peradaban bangsa Eropa mengalami kebangkitan sedangkan peradaban Islam mengalami kemunduran yang begitu drastis. Kebangkitan ini, turut menunjang  perkembangan IPTEK modern. Eropa tidak hanya menguasai dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan sastra, namun dalam politik (pemerintahan). Eropa juga menguasai satu per satu daerah yang telah dikuasai Islam sebelumnya dengan ekspedisi penjajahan.
       Dengan demikian, pada makalah ini kami berusaha membahas mengenai ilmu dalam agama Islam dan hubungannya dengan kemunduran perkembangan IPTEK agama Islam serta solusi untuk membangkitkan kembali perkembangan IPTEK tersebut.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan, maka timbul permasalahan sebagai berikut :
1.2.1   Bagaimanakah pandangan Islam mengenai pentingnya menuntut ilmu?
1.2.2   Bagaimanakah dalil – dalil yang menjelaskan tentang menuntut ilmu?
1.2.3   Mengapa muslim mengalami kemunduran dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi?
1.2.4   Bagaimanakah hubungan kemunduran ini dengan kebangkitan peradaban bangsa Eropa?
1.2.5   Bagaimanakah solusi yang tepat untuk membangkitkan kembali kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi muslim?

1.3    Tujuan
Dari berbagai rumusan masalah tersebut, didapatkan beberapa tujuan antara lain :
1.3.1   Mendeskripsikan  pandangan Islam mengenai pentingnya menuntut ilmu.
1.3.2   Menyebutkan dalil – dalil mengenai pentingnya menuntut ilmu.
1.3.3   Memaparkan kemunduran muslim dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
1.3.4   Menjabarkan hubungan kemunduran muslim dengan kebangkitan bangsa Eropa.
1.3.5   Menyajikan solusi yang tepat untuk membangkitkan kembali kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi muslim.







 BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pandangan Islam Mengenai Pentingnya Menuntut Ilmu
Menurut bahasa, kata ilmu berasal dari bahasa Arab (ilm) dan bahasa Latin (science) yang berarti tahu atau mengetahui atau memahami. Sedangkan menurut istilah, ilmu adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Pandangan Islam mengenai ilmu dan teknologi tercantum di dalam Al-Quran. Berikut merupakan analisis penulis terhadap wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw yaitu QS. Al-Alaq ayat 1-5 yang mengandung prinsip-prinsip ilmu.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ , خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ , اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ , الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ , عَلَّمَ الإنْسَانَ
 مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya :
1.Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5)
Perintah iqra menjadi pedoman nyata bagi seluruh umat Islam untuk senantiasa menggali ilmu. Proses penggalian ilmu sendiri tidak lepas dari pertolongan Allah Swt, karena sesungguhnya ilmu adalah milik Allah dan manusia diberi instrument untuk mendapatkan ilmu tersebut melalui pendengaran, penglihatan dan hati.
Jadi, menurut Islam menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi setiap umatnya. Agama Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat penting. Orang-orang yang memiliki pengetahuan, Allah Swt. janjikan dengan derajat yang tinggi di sisi-Nya, apalagi di sisi manusia lainnya. Demikian pula Rasulullah saw. yang menganjurkan setiap umat Islam agar menuntut ilmu setinggi-tingginya.
2.2  Dalil-Dalil yang Menjelaskan Pentingnya Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu atau belajar adalah kewajiban setiap umat muslim. Banyak sekali ayat al-Qur’ān atau hadis Rasulullah saw. yang menjelaskan tentang kewajiban belajar, baik kewajiban tersebut ditujukan kepada laki-lakii maupun perempuan. Berikut ini dipaparkan beberapa dalil tentang menuntut ilmu.
       2.2.1 Dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an
·      Surat At – Taubah ayat 122

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
     

Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. At-Taubah: 122)
Firman Allah SWT diatas maksudnya adalah perintah jihad bukanlah fardhuain, melainkan fardhu kifayah. Hukum menuntut ilmu fardhu kifayah berlaku untuk ilmu-ilmu yang harus ada di kalangan umat Islam sebagaimana juga dimiliki dan dikuasai golongan kafir, seperti ilmu kedokteran, perindustrian, ilmu falaq, ilmu eksakta, serta ilmu-ilmu lainnya. Karena jika setiap orang pergi berjihad, maka tidak akan ada lagi generasi muda. Oleh karena itu, sebaiknya ada satu kelompok pergi berjihad dan kelompok lain menetap untuk mendalami ilmu agama serta menjaga kaum wanita. Dengan demikian, apabila kelompok yang pergi berjihad kembali dari medan laga, maka kelompok penuntut ilmu mengajarkan kepada mereka hukum-hukum syariat.

·      Surat Al – Mujaadilah ayat 11

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya :  “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: ‘berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan; ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (Q.S Al-Mujadilah, 58; 11)
Kesimpulan isi atau kandungan ayat 11 surah Al-Mujadilah antara lain sebagai berikut:
ü Suruhan untuk memberikan kelapangan kepada orang lain dalam majelis ilmu, majelis zikir, dan segala majelis yang sifatnya menaati Allah SWT dan rasul-nya.
ü Allah SWT mengangkat orang-orang beriman atas orang-orang yang tidak beriman beberapa derajat tingginya, dan Allah SWT mengangkat orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan atas orang-orang yang beriman tetapi tidak berilmu pengetahuan beberapa derajat tingginya. Ringkasnya Allah SWT meninggikan derajat orang-orang beriman, teristimewa orang-orang beriman lagi berilmu pengetahuan.

·      Surat Az-Zumar  Ayat  9

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ   [الزمر/9]

Artinya : (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Ayat ini menerangkan perbedaan antara orang kafir dengan orang yang selalu ta­at menjalankan ibadah kepada Allah dan takut dengan siksa Akhirat yang selalu mengharapkan Rahmat (surga).
Tidak sama antara orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan mengEsakan Allah, mentaati semua perintah menjauhi larangan-Nya, yaitu Abu Bakar dan sahabatnya, dengan orang-orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan yaitu Abu Jahal dan sahabatnya.
Ayat di atas menunjukkan keutamaan ilmu daripada harta, karena orang yang mempunyai ilmu mengetahui kemanfaatan harta dan orang yang tidak berilmu tidak mengetahui kemanfaatan harta.

2.2.2 Dalil yang Terdapat pada Hadist
·     Hadist “Kewajiban Mencari Ilmu”
طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ (رواه ابن ماجه)
Artinya :  Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”(HR. Ibnu Abdil Bari)
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang islam, baik laki-laki maupun perempuan, baik anak-anak, remaja atapun dewasa. Dengan demikian, jika menuntut ilmu itu hukumnya adalah wajib maka orang-orang yang tidak melaksanakannya akan mendapat dosa. Sedangkan orang yang menuntut ilmu akan dimisalkan seperti orang -orang yang berjuang di jalan Allah dan jika ia mati pada saat menuntut imu itu, maka ia akan mati dalam keadaan syahid.
·     Hadist tentang “Long Life Education
(أُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَحْدِ إِلَى اللَّهْدِ (رواه مسلم
Artinya : “Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat”(HR. Muslim)
Menuntut ilmu itu tidak mengenal batas usia, sejak kita terlahir sampai kita masuk kuburpun kita senentiasa mengambil pelajaran dalam kehidupan, dengan kata lain Islam mengajarkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat dikandung badan.
·      Hadist “Menginginkan Kebahagian Dunia-Akhirat Harus Wajib Menuntut Ilmu”
بِاْلعِلْمِ يْهِ مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ ْالآخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ هُمَا فَعَلَ
(الطبراني رواه)
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Tarmidzi)
Untuk memperoleh kesuksesan atau kebahagian baik di dunia maupun di akhirat bahkan kedua-duanya harus mempergunakan alat. Alat untuk mencapai kesuksesan itu adalah ilmu. Ilmu ibarat cahaya yang mampu menerangi jalan seseorang untuk mewujudkan segala cita-citanya, sementara kebodohan akan membawa seseorang kepada kemadlaratan atau kesengsaraan yang membelenggu hidupnya.
·      Hadits “Kewajiban dan Keutamaan Menuntut Ilmu”
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى
الْجَنَّةِ
Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Tarmidzi)
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang yang sedang menuju surga Allah.
·      Hadits “Keutamaan Mencari Ilmu”

مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (HR. Tarmidzi)
Dalam hadits yang kedua Rasulullah menegaskan bahwa menuntut ilmu itu dinilai sebagai berjuang di jalan Allah, sehingga barang siapa yang mencari ilmu dengan sungguh-sungguh dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda bahkan bila sesorang meninggal dunia saat mencari ilmu dia akan mendapatkan surganya Allah karena dinilai sama dengan mati syahid.
2.3  Faktor Penyebab Kemunduran Islam dalam Bidang IPTEK


Kemunduran Islam ditandai dengan kekuasaan dan kerajaan yang semakin terpecah-belah. Fase yang terjadi pada abad ke-12 hingga abad ke-18, pada umumnya merupakan akibat dari beberapa faktor sebagai berikut :
2.3.1   Faktor ekologi dan alami
Di negara-negara Islam, kondisi tanahnya sangat gersang atau semi gersang. Kondisi yang demikian ini juga rentan untuk bertahan dari serangan luar. Demikian pula pada tahun 1347 hingga 1349, telah terjadi wabah penyakit yang mematikan di Mesir, Syiria dan Iraq. Akibatnya, penduduk tidak berkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu dan juga terhadap dunia pendidikan.
2.3.2     Adanya orang-orang yang meninggalkan agama
Tindakan meninggalkan agama bukan hanya tindakan yang mengakibatkan dirinya menganut agama lain. Pada masa ini, orang-orang lebih mementingkan keluarganya sendiri dalam segala bidang. Peristiwa ini disebut juga dengan nepotisme. Misalnya dalam urusan pemerintahan, seseorang mengutamakan keluarganya dan kemudian mengangkat pimpinan dari keluarganya sendiri. Hal ini tidak akan menimbulkan masalah baru jika kepemimpinannya dapat berjalan dengan baik. Namun akan menjadi masalah yang lebih besar jika pimpinan tersebut tidak mampu mengelola dan memberdayakan kemampuannya dengan baik.
2.3.3     Para Penguasa yang lemah dalam kepemimpinannya dan tidak menjaga dengan baik wilayah kekuasaan yang luas
Hal ini ditunjukkan oleh peristiwa Perang salib yang terjadi pada tahun 1096 hingga 1270 dan serangan Mongol pada tahun 1220 sampai tahun 1300-an. Menurut Bernand Lewis, Perang Salib pada dasarnya merupakan pengalaman pertama imperialisme barat yang ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan menggunakan agama sebagai medium psikologisnya.
Terlebih lagi setelah pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil membumihanguskan Bagdad yang menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang kaya dengan ilmu pengetahuan. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya dipegang oleh Al Mu’tasim, penguasa terakhir Bani Abbas di Bagdad. Setelah Bagdad di taklukkan Hulagu Khan  yang beragama syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah  menjadi beberapa kerajaan kecil yang tidak dapat bersatu kembali. Peninggalan – peninggalan budaya dan peradaban Islam hancur dan semakin parah lagi setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.
2.3.4     Kemunduran kerajaan besar Islam yaitu Kerajaan Safawi (18 M) dan Mughal (19 M)
            Kerajaan Safawi dan Kerajaan Mughal merupakan kerajaan Islam terbesar pada masanya. Masa keemasan kerajaan-kerajaan tersebut, tentunya menjadikan faktor berkembangnya peradaban Islam dalam bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan fisik serta seni. Kemunduran kedua Kerajaan tersebut mengakibatkan peradaban Islam turun secara drastis. Kemerosotan moral para pemimpin serta kekuatan militer yang lemah, menjadi pengaruh besar terhadap kemunduran kerjaan. Sehingga, eksistensi Islam terutama di bidang pendidikan ikut mengalami kemerosotan.
2.3.5     Konflik antar kerajaan islam
            Sebelumnya, penulis telah mengemukakaan bahwa salah satu penyebab kemunduran peradaban Islam yaitu mundurnya kerajaan-kerajaan besar Islam. Seperti pada kerajaan Safawi yang mengalami kemunduran karena terjadi konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani.  
2.3.6     Apatis dan stagnasi dalam dunia IPTEK muslim
Awalnya, Muslim banyak mendapatkan penemuan baru terkait dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Mereka sangat giat untuk melakukan hal tersebut. Namun sangat disayangkan, penemuan yang ada hanya berhenti di sana, tanpa adanya tindak lanjut. Kemalasan membuat mereka berhenti untuk menciptakan karya-karya baru. Akibatnya, penemuan yang ada justru menjadi modal utama bangsa lain sebagai dasar penemuan baru yang dapat memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan manusia.
2.3.7     Krisis ekonomi
Pada saat Muslim sedang giat-giatnya melakukan pengembangan di bidang IPTEK, semuanya hanya terfokus pada hal tersebut. Hal ini mengakibatkan perekonomian menjadi dinomor- duakan. Mereka hanya memikirkan upaya pengembangan IPTEK tanpa melirik kesejahteraan masyarakatnya. Akibatnya, muncul permasalahan baru di bidang ekonomi yaitu terjadinya krisis yang cukup mengkhawatirkan.
2.3.8     Cara pandang muslim yang sempit
Memang benar, Muslim sangat taat pada agama mereka dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun, ketaatan yang berlebihan mengakibatkan Muslim menutup sebelah mata akan perkembangan ilmu pengetahuan dari dunia luar. Mereka seakan-akan cenderung membatasi perkembangan itu jika tidak sesuai dengan pemikiran mereka. Sedangkan bangsa Eropa bertindak sebaliknya. Bahkan, mereka besifat terbuka dengan dunia baru, sehingga mereka semakin bertambah ilmu pengetahuannya.
Selanjutnya, umat Islam terlebih pada pemerintahannya melalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pada mulanya, mereka memberikan kesempatan untuk berkembang dan memperhatikan ilmu pengetahuan dengan memberikan penghargaan yang tinggi kepada para ahli ilmu pengetahuan. Namun pada masa ini mereka lebih mementingkan pemerintahan, begitu juga dengan para ahli ilmunya yang telibat dalam urusan-urusan pemerintahan.

2.4    Hubungan Kemunduran Islam dengan Kebangkitan Bangsa Eropa

Telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya bahwa perkembangan IPTEK Muslim mengalami pasang surut. Pada awalnya, Muslim sangat mendominasi perkembangan ilmu pengetahuan. Namun, pada abad pertengahan hal yang sebaliknya justru terjadi. Beberapa faktor baik internal maupun eksternal memberi dampak negatif bagi perkembangannya. Kemajuan IPTEK Muslim justru berhenti, dan bahkan mengalami kemunduran. Hal ini menjadi keuntungan bagi bangsa lain yang dapat memanfaatkan kondisi dengan baik. Salah satunya adalah tindakan yang dilakukan oleh bangsa Barat dengan kreativitasnya dapat mengambil alih periode kemajuan IPTEK yang sebelumnya dipegang Muslim. Periode ini menjadi masa kebangkitan Eropa atau yang biasa disebut dengan Renaissance. Beberapa hal yang telah mereka lakukan antara lain :
2.4.1   Bangsa Barat berhasil memanfaatkan kondisi dengan menerjemahkan karya-karya Muslim
Muslim telah banyak menciptakan karya dari hasil penemuannya. Namun, mereka tidak memiliki semangat yang kuat untuk mengembangkan hasil penemuannya. Orang-orang Barat lulusan sarjana Cordoba sudah memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang bahasa Arab, memanfaatkan kondisi ini dengan baik untuk bergerak. Ilmu-ilmu Islam yang mereka peroleh diterjemahkan ke bahasa Inggris. Akhirnya, mereka menjadi lebih tahu persis mengenai ilmu yang telah mereka perdalam sebelumnya.
2.4.2   Bangsa Barat mengembangkan penjajahan bagi orang Muslim
Setelah mereka berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan yang pada dasarnya merupakan hasil penemuan Muslim, mereka mulai bertindak sewenang-wenang. Penjajahan bagi Muslim terjadi di mana-mana. Kondisi ini sangat mengenaskan. Terlebih lagi, pada masa ini Muslim tidak diperbolehkan untuk bersekolah. Dengan begitu, ilmu Muslim hanya akan berhenti di sana, sedangkan di sisi lain bangsa Barat justru melejit dengan kemampuannya dalam mengembangkan IPTEK. Akhirnya bangsa Barat dapat menguasai dunia dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
2.4.3   Bangsa Barat berhasil membuka jalur baru lewat laut
Pada awal kebangkitannya, bangsa-bangsa Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat. Dihadapan mereka masih terdapat kekuatan-kekuatan angkatan perang Islam yang sulit dikalahkan, terutama kerajaan Usmani yang terletak di Turki. Tidak ada jalan lain, mereka harus menembus jalan yang sebelumnya hanya dipandang sebagai dinding yang membatasi gerak mereka.
Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia-rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Setelah Christopher Colombus menemukan Amerika (1492 M) dan Vasco da Gamma menemukan jalan ke timur melalui Capetown (1498 M), Benua Amerika dan kepulauan India segera jatuh ke tangan Eropa. Dua penemuan itu, sungguh tak terkirakan nilainya, Eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan karena tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam. L. Stoddard dalam “The New World of Islam”, menggambarkan situasi tersebut dengan kata-kata demikian “Lalu dengan sekejap mata dinding laut itu berubah menjadi jalan raya dan Eropa yang terpojok itu menjadi yang bertuan di laut dan dengan demikian yang dipertuan di dunia. Terjadilah perputaran nasib yang maha hebat dalam sejarah seluruh umat manusia.”
2.4.4   Revolusi Industri Bangsa Barat
Di dalam bidang perekonomian bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju karena daerah-daerah baru terbuka baginya. Mereka dapat memperoleh kekayaan yang tidak terhingga untuk meningkatkan kesejahteraan negerinya. Maka mulailah kemajuan bangsa Barat menandingi kemajuan umat islam yang sejak lama memang berangsur-angsur mengalami kemunduran. Kemajuan bangsa Barat itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan mesin uap yang kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa semakin memantapkan kemajuan mereka.
2.4.5   Renaissance
Renaissance adalah lahirnya kembali peradaban barat. Renaissance dari bahasa Prancis terdiri dari kate re (kembali) dan naitre (lahir). Jadi Dalam konteks sejarah barat, renaissance mengacu pada terjadinya kebangkitan kembali minat yang besar dan mendalam terhadap kekayaan warisan Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai aspeknya. Tanpa renaissance di Eropa tidak akan mungkin menapaki abad-abad modern begitu cepat. Renaissance membangkitkan kembali cita-cita alam pemikiran yang menstrukturi standar dunia modern seperti optimisme, hedonisme, naturalisme, dan individualisme.
Masa ini ditandai oleh kehidupan yang cemerlang di bidang seni, pemikiran maupun kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan. Masa Renaissance bukan suatu yang berkembang secara alami dari abad pertengahan, melainkan sebuah revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya pemikiran serta tradisi Abad pertengahan.
Pada masa itu, agama Kristen menjadi penghambat dalam pengembangan IPTEK. Hal ini dikarenakan anggapan yang salah dari pihak gereja. Siapapun yang melakukan penemuan, namun hasil penemuannya tidak disebutkan di Injil, mereka akan diusir atau bahkan dibunuh. Namun, pemuda-pemudanya justru menjadi lebih bersemangat dalam mengembangkan kemampuannya di bidang IPTEK. Dan sejak itulah Eropa mengalami kebangkitan yang pesat hingga sekarang.

2.5    Solusi untuk Membangkitkan Kembali Kemajuan IPTEK Muslim
Seperti halnya sebuah roda yang berputar, peradaban Muslim juga mengalami pasang dan surut dalam perkembangannya. Kejayaan Muslim mulai mengalami kemunduran sejak adanya kebangkitan bangsa Eropa. Ironisnya, umat Muslim mengalami kemerosotan tiap tahunnya dan kini Muslim telah jauh tertinggal dari bangsa Eropa. Sebagai generasi penerus Islam, kita memiliki tanggung jawab untuk mengejar ketertinggalan peradaban Muslim. Adapun solusi dari permasalahan tersebut ialah sebagai berikut:
2.5.1        Terus menerus mencari ilmu
Dengan perkembangan ilmu yang cukup pesat, diharapkan Muslim selalu menuntut dan menggauli ilmu itu sendiri. Hal ini bertujuan agar Muslim tidak tertinggal dengan kemajuan teknologi saat ini. Maka diharapkan, Muslim selalu merasa haus akan ilmu, bukan justru sebaliknya yang merasa berpuas diri terhadap ilmu yang telah  dikuasai. Dengan demikian, Muslim dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki, sehingga dapat mengembalikan masa kejayaan peradaban Islam dalam bidang IPTEK yang pernah diambil alih oleh bangsa Barat.
2.5.2        Menguasai teknologi yang berkembang saat ini
Pada zaman sekarang teknologi sangat diperlukan oleh manusia modern untuk menunjang kehidupannya. Untuk itu diharapkan, manusia dapat mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih dan mengalami pembaruan setiap saat. Dengan menguasai teknologi manusia akan lebih menggenggam dunia. 
2.5.3        Umat Islam tidak menutup mata akan IPTEK
Guna menilik lebih jelas tentang kemajuan IPTEK maka haruslah Muslim untuk membuka mata lebar-lebar mengenai perkembangan IPTEK itu sendiri. Sehingga, dengan membuka mata Muslim diharapkan dapat mengikuti IPTEK dan selanjutnya dapat termotivasi untuk lebih dapat menggauli bahkan mengungguli kemajuan IPTEK bangsa Barat.
2.5.4        Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya
Sama halnya dengan apa yang dilakukan bangsa Barat, muslim pun harus dapat mengeksplorasikan berbagai ilmu atau IPTEK yang ada. Dengan berbagai inovasi, Muslim tidak hanya dapat menciptakan hal-hal yang baru namun juga dapat memperbarui hal-hal yang sudah ada dan menghasilkan barang baru tanpa embel-embel plagiat atau meniru barang yang sudah jadi. Di sinilah, kreatifitas dan inovasi  sangat diperlukan. Sehingga Muslim dapat berkembang lebih pesat lagi untuk kedepannya.
2.5.5        Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK
Sebagaimana mestinya, suatu ilmu atau ajaran haruslah senada dan sejalan dengan agama atau kitab yang diyakini. Selanjutnya, dengan terciptanya jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK akan menciptakan keserasian yang berujung dengan semakin pesatnya perkembangan IPTEK itu sendiri. Sebab ajaran agama merupakan pedoman yang mengatur segala aspek kehidupan termasuk IPTEK itu sendiri. Dalam mengembangkan suatu ilmu haruslah mengedepankan ajaran agama guna lebih memajukan ilmu itu sendiri.  
2.5.6        Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran Al-Quran
Pada kenyataannya, pembiasaan pendidikan pada usia dini akan memberikan manfaat yang lebih maksimal untuk ke depannya. Begitu pula dengan pembelajaran mengenai Al-Quran beserta aplikasinya dalam kehidupan nyata. Dengan begitu, diharapkan Muslim dapat lebih paham atau mengerti tentang ajaran Al-Quran yang secara tidak langsung dapat memahami dan dapat mempelajari tentang IPTEK itu sendiri.  




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah penulis menganalisis, dapat disimpulkan bahwa pandangan Islam mengenai menuntut ilmu ialah sebuah kewajiban bagi setiap umatnya. Banyak dalil-dalil yang menjelaskan tentang pentingnya untuk menuntut ilmu bagi umat muslim. Ilmu juga memiliki peran dalam kemundurun muslim dalam IPTEK serta kebangkitan Eropa yang menggeser muslim dalam bidang IPTEK. Umat muslim awalnya memiliki peradaban serta ilmu tinggi. Namun karena kemalasan umat muslim, mengakibatkan adanya apatis dan stagnasi dalam dunia IPTEK muslim. Akibatnya, penemuan yang ada justru menjadi modal utama bangsa lain sebagai dasar penemuan baru yang dapat memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan manusia. Dengan adanya hal ini, Bangsa Barat berhasil memanfaatkan kondisi tersebut dengan mengembangkan IPTEK hingga masa modern ini. Sebagai umat Islam, hendaknya ikut berpartisipasi untuk memajukan IPTEK yang pernah berjaya di kalangan muslim.

3.2 Saran
Mengingat betapa terpuruknya peradaban Islam saat ini, maka diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat termotivasi untuk membangkitkannya lagi. Sehingga penulis menyarankan agar pembaca senantiasa tidak menutup mata dengan perkembangan IPTEK serta selalu merasa haus akan ilmu. Dengan demikian, pembaca akan menjadi manusia baru yang siap untuk menghadapi perkembangan teknologi yang ada.




DAFTAR PUSTAKA

Haer, Didi. “Hadits tentang Mencari Ilmu”.22 April 2015. http://didinhaer.blogspot.com/2013/12/hadits-tentang-mencari-ilmu.html
Linggau. “Masa Kemunduran dan Masa Pembaharuan”.17 April 2015.http://linggau21.blogspot.com/2013/05/masa-kemunduran-dan-masa-pembaharuan.html
Nulis, Santri.“Ilmu dalam Pandangan Islam”.22 April 2015. http://santrinulis.com/tulisanke-138-Ilmu-dalam-Pandangan-Islam.html
Pianda, Jondra. ”Bab 2 Hadis tentang Menuntut Ilmu”.22 April 2015. http://jondrapianda.blogspot.com/2011/11/bab-2-hadis-tentang-menuntut-ilmu.html
Romdlon, Shoim. “Makalah Renaissance Barat”. 17 april 2015. http://romdlonsz1.blogspot.com/2013/03/makalah-renaissance-barat.html
Rosalianas, Rahma. “Dalil Naqli tentang Menuntut Ilmu”.22 April 2015.  http://rahmarosalianas.blogspot.com/2014/12/dalil-naqli-tentang-menuntut-ilmu-dan.html
Winarto, Joko. “Perkembangan Islam Abad Pertengahan”. 17 April 2015. http://sejarah.kompasiana.com/2010/10/05/perkembangan-islam-abad-pertengahan-279557.html

Yanti, Fenty. “Kemajuan Kemunduran dan Kebangkitan Dunia Islam”.17 April 2015.https://fentyyanti.wordpress.com/2012/09/28/kemajuan-kemunduran-dan-kebangkitan-dunia-islam/