BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah
peradaban suatu bangsa dan agama selalu mengalami perubahan dalam
perkembangannya, begitu pula yang dialami oleh agama Islam. Agama Islam
merupakan agama yang dibawa oleh Rasulullah saw. Dalam perkembangannya, Islam
mengalami banyak kemajuan dari masa ke masa sejak periode kepemimpinan
Rasulullah. Salah satunya dalam bidang pendidikan. Setiap perkembangan yang
dialami oleh suatu bangsa/negara pasti ada negara lain yang menginginkan
negaranya lebih baik, berkembang, dan lebih maju dari negara tersebut.
Pada
kenyataannya kemajuan peradaban Islam, menjadikan bangsa Eropa terdorong untuk
melampaui kemajuan tersebut. Salah satu upaya yang ditempuh oleh bangsa Eropa
adalah berbondong-bondong menuntut ilmu di Universitas Cordoba. Setelah cukup
ilmu, salah satunya kemahiran dalam berbahasa arab, mereka berusaha menerjemahkan
hasil karya-karya ilmuan muslim. Hasil terjemahan ini, segera mereka kembangkan
dengan melakukan berbagai penelitian. Akhirnya sejak abad ke-18 Masehi,
peradaban bangsa Eropa mengalami kebangkitan sedangkan peradaban Islam
mengalami kemunduran yang begitu drastis. Kebangkitan ini, turut menunjang perkembangan IPTEK modern. Eropa tidak hanya
menguasai dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan sastra, namun dalam politik
(pemerintahan). Eropa juga menguasai satu per satu daerah yang telah dikuasai
Islam sebelumnya dengan ekspedisi penjajahan.
Dengan demikian, pada makalah ini kami berusaha membahas
mengenai ilmu dalam agama Islam dan hubungannya dengan kemunduran perkembangan
IPTEK agama Islam serta solusi untuk membangkitkan kembali perkembangan IPTEK
tersebut.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan,
maka timbul permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimanakah
pandangan Islam mengenai pentingnya menuntut ilmu?
1.2.2 Bagaimanakah
dalil – dalil yang menjelaskan tentang menuntut ilmu?
1.2.3 Mengapa
muslim mengalami kemunduran dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi?
1.2.4 Bagaimanakah
hubungan kemunduran ini dengan kebangkitan peradaban bangsa Eropa?
1.2.5 Bagaimanakah
solusi yang tepat untuk membangkitkan kembali kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi muslim?
1.3
Tujuan
Dari berbagai rumusan masalah tersebut, didapatkan
beberapa tujuan antara lain :
1.3.1 Mendeskripsikan pandangan Islam mengenai pentingnya menuntut
ilmu.
1.3.2 Menyebutkan
dalil – dalil mengenai pentingnya menuntut ilmu.
1.3.3 Memaparkan
kemunduran muslim dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
1.3.4 Menjabarkan
hubungan kemunduran muslim dengan kebangkitan bangsa Eropa.
1.3.5 Menyajikan
solusi yang tepat untuk membangkitkan kembali kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi muslim.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pandangan
Islam Mengenai Pentingnya Menuntut Ilmu
Menurut bahasa, kata ilmu berasal dari bahasa Arab
(ilm) dan bahasa Latin (science) yang berarti tahu atau mengetahui atau
memahami. Sedangkan menurut istilah, ilmu adalah pengetahuan yang sistematis
atau ilmiah. Pandangan Islam mengenai ilmu dan teknologi tercantum di dalam
Al-Quran. Berikut merupakan analisis penulis terhadap wahyu pertama yang
diterima oleh Nabi Muhammad saw yaitu QS. Al-Alaq ayat 1-5 yang mengandung
prinsip-prinsip ilmu.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ
الَّذِي خَلَقَ , خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ , اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ ,
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ , عَلَّمَ الإنْسَانَ
مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya
:
1.Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4.
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5)
Perintah
iqra menjadi pedoman nyata bagi seluruh umat Islam untuk senantiasa
menggali ilmu. Proses penggalian ilmu sendiri tidak lepas dari pertolongan
Allah Swt, karena sesungguhnya ilmu adalah milik Allah dan manusia diberi
instrument untuk mendapatkan ilmu tersebut melalui pendengaran, penglihatan dan
hati.
Jadi, menurut Islam menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban
bagi setiap umatnya. Agama Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan adalah hal
yang sangat penting. Orang-orang yang memiliki pengetahuan, Allah Swt. janjikan
dengan derajat yang tinggi di sisi-Nya, apalagi di sisi manusia lainnya.
Demikian pula Rasulullah saw. yang menganjurkan setiap umat Islam agar menuntut
ilmu setinggi-tingginya.
2.2 Dalil-Dalil yang Menjelaskan Pentingnya
Menuntut Ilmu
Menuntut
ilmu atau belajar adalah kewajiban setiap umat muslim. Banyak sekali ayat al-Qur’ān
atau hadis Rasulullah saw. yang menjelaskan tentang kewajiban belajar, baik
kewajiban tersebut ditujukan kepada laki-lakii maupun perempuan. Berikut ini
dipaparkan beberapa dalil tentang menuntut ilmu.
2.2.1 Dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an
·
Surat At – Taubah ayat 122
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا
كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ
لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا
إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Artinya: “Tidak
sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.” (Q.S. At-Taubah: 122)
Firman Allah
SWT diatas maksudnya adalah perintah jihad bukanlah fardhuain, melainkan fardhu
kifayah. Hukum menuntut ilmu fardhu kifayah berlaku
untuk ilmu-ilmu yang harus ada di kalangan umat Islam sebagaimana juga dimiliki
dan dikuasai golongan kafir, seperti ilmu kedokteran, perindustrian, ilmu falaq,
ilmu eksakta, serta ilmu-ilmu lainnya. Karena jika setiap orang pergi
berjihad, maka tidak akan ada lagi generasi muda. Oleh karena itu, sebaiknya
ada satu kelompok pergi berjihad dan kelompok lain menetap untuk mendalami ilmu
agama serta menjaga kaum wanita. Dengan demikian, apabila kelompok yang pergi
berjihad kembali dari medan laga, maka kelompok penuntut ilmu mengajarkan kepada
mereka hukum-hukum syariat.
·
Surat Al – Mujaadilah ayat 11
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu: ‘berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan;
‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (Q.S
Al-Mujadilah, 58; 11)
Kesimpulan isi atau kandungan ayat 11 surah Al-Mujadilah antara lain
sebagai berikut:
ü Suruhan
untuk memberikan kelapangan kepada orang lain dalam majelis ilmu, majelis
zikir, dan segala majelis yang sifatnya menaati Allah SWT dan rasul-nya.
ü Allah SWT
mengangkat orang-orang beriman atas orang-orang yang tidak beriman beberapa
derajat tingginya, dan Allah SWT mengangkat orang-orang beriman dan berilmu
pengetahuan atas orang-orang yang beriman tetapi tidak berilmu pengetahuan
beberapa derajat tingginya. Ringkasnya Allah SWT meninggikan derajat
orang-orang beriman, teristimewa orang-orang beriman lagi berilmu pengetahuan.
· Surat Az-Zumar Ayat 9
أَمَّنْ هُوَ
قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو
رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا
يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ [الزمر/9]
Artinya : (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih
beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan
berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.
Ayat ini menerangkan perbedaan antara orang kafir dengan orang yang selalu
taat menjalankan ibadah kepada Allah dan takut dengan siksa Akhirat yang
selalu mengharapkan Rahmat (surga).
Tidak sama antara orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan mengEsakan Allah,
mentaati semua perintah menjauhi larangan-Nya, yaitu Abu Bakar dan sahabatnya,
dengan orang-orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan yaitu Abu Jahal dan
sahabatnya.
Ayat di atas menunjukkan keutamaan ilmu daripada harta, karena orang yang
mempunyai ilmu mengetahui kemanfaatan harta dan orang yang tidak berilmu tidak
mengetahui kemanfaatan harta.
2.2.2
Dalil yang Terdapat pada Hadist
· Hadist “Kewajiban Mencari
Ilmu”
طَلَبُ
اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ (رواه ابن ماجه)
Menuntut ilmu itu hukumnya
wajib bagi setiap orang islam, baik laki-laki maupun perempuan, baik anak-anak,
remaja atapun dewasa. Dengan demikian, jika menuntut ilmu itu hukumnya adalah
wajib maka orang-orang yang tidak melaksanakannya akan mendapat dosa. Sedangkan
orang yang menuntut ilmu akan dimisalkan seperti orang -orang yang berjuang di
jalan Allah dan jika ia mati pada saat menuntut imu itu, maka ia akan mati
dalam keadaan syahid.
·
Hadist
tentang “Long Life Education”
(أُطْلُبُ
الْعِلْمَ مِنَ الْمَحْدِ إِلَى اللَّهْدِ (رواه مسلم
Artinya : “Carilah ilmu dari buaian sampai
liang lahat”(HR. Muslim)
Menuntut ilmu itu tidak mengenal batas usia, sejak kita terlahir sampai
kita masuk kuburpun kita senentiasa mengambil pelajaran dalam kehidupan, dengan
kata lain Islam mengajarkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat dikandung
badan.
·
Hadist “Menginginkan Kebahagian Dunia-Akhirat
Harus Wajib Menuntut Ilmu”
بِاْلعِلْمِ يْهِ مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا
فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ ْالآخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ
مَنْ أَرَادَ هُمَا فَعَلَ
(الطبراني
رواه)
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki
kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang
menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang
siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Tarmidzi)
Untuk memperoleh kesuksesan atau kebahagian baik di dunia
maupun di akhirat bahkan kedua-duanya harus mempergunakan alat. Alat untuk
mencapai kesuksesan itu adalah ilmu. Ilmu ibarat cahaya yang mampu menerangi
jalan seseorang untuk mewujudkan segala cita-citanya, sementara kebodohan akan
membawa seseorang kepada kemadlaratan atau kesengsaraan yang membelenggu
hidupnya.
·
Hadits “Kewajiban dan Keutamaan Menuntut Ilmu”
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى
الْجَنَّةِ
الْجَنَّةِ
Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan
untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”.
(HR. Tarmidzi)
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan didapat.
Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan
dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu orang
yang menuntut ilmu adalah orang yang sedang menuju surga Allah.
·
Hadits “Keutamaan Mencari Ilmu”
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk
mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (HR. Tarmidzi)
Dalam hadits yang kedua Rasulullah menegaskan bahwa menuntut ilmu itu
dinilai sebagai berjuang di jalan Allah, sehingga barang siapa yang mencari
ilmu dengan sungguh-sungguh dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda
bahkan bila sesorang meninggal dunia saat mencari ilmu dia akan mendapatkan
surganya Allah karena dinilai sama dengan mati syahid.
2.3 Faktor Penyebab Kemunduran Islam dalam Bidang
IPTEK
Kemunduran
Islam ditandai dengan kekuasaan dan kerajaan yang semakin terpecah-belah. Fase
yang terjadi pada abad ke-12 hingga abad ke-18, pada umumnya merupakan
akibat dari beberapa faktor sebagai berikut :
2.3.1 Faktor ekologi dan alami
Di negara-negara Islam, kondisi tanahnya
sangat gersang atau semi gersang. Kondisi yang demikian ini juga rentan untuk
bertahan dari serangan luar. Demikian pula pada tahun 1347 hingga 1349, telah
terjadi wabah penyakit yang mematikan di Mesir, Syiria dan Iraq. Akibatnya,
penduduk tidak berkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu dan juga terhadap
dunia pendidikan.
2.3.2 Adanya orang-orang yang meninggalkan agama
Tindakan meninggalkan agama bukan hanya tindakan yang
mengakibatkan dirinya menganut agama lain. Pada masa ini, orang-orang lebih
mementingkan keluarganya sendiri dalam segala bidang. Peristiwa ini disebut
juga dengan nepotisme. Misalnya dalam urusan pemerintahan, seseorang
mengutamakan keluarganya dan kemudian mengangkat pimpinan dari keluarganya
sendiri. Hal ini tidak akan menimbulkan masalah baru jika kepemimpinannya dapat
berjalan dengan baik. Namun akan menjadi masalah yang lebih besar jika pimpinan
tersebut tidak mampu mengelola dan memberdayakan kemampuannya dengan baik.
2.3.3 Para Penguasa yang lemah dalam kepemimpinannya dan
tidak menjaga dengan baik wilayah kekuasaan yang luas
Hal ini ditunjukkan oleh peristiwa
Perang salib yang terjadi pada tahun 1096 hingga 1270 dan serangan Mongol pada tahun
1220 sampai tahun 1300-an. Menurut Bernand Lewis, Perang Salib pada dasarnya
merupakan pengalaman pertama imperialisme barat yang ekspansionis, yang
dimotivasi oleh tujuan materi dengan menggunakan agama sebagai medium psikologisnya.
Terlebih lagi setelah pasukan Mongol yang dipimpin
oleh Hulagu Khan berhasil membumihanguskan Bagdad yang menjadi pusat kebudayaan
dan peradaban Islam yang kaya dengan ilmu pengetahuan. Peristiwa ini terjadi
pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya dipegang oleh Al Mu’tasim, penguasa
terakhir Bani Abbas di Bagdad. Setelah Bagdad di taklukkan Hulagu Khan
yang beragama syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran
yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil yang tidak
dapat bersatu kembali. Peninggalan – peninggalan budaya dan peradaban Islam
hancur dan semakin parah lagi setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh
Timur Lenk.
2.3.4 Kemunduran kerajaan besar Islam yaitu Kerajaan Safawi
(18 M) dan Mughal (19 M)
Kerajaan
Safawi dan Kerajaan Mughal merupakan kerajaan Islam terbesar pada masanya. Masa
keemasan kerajaan-kerajaan tersebut, tentunya menjadikan faktor berkembangnya
peradaban Islam dalam bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang
pembangunan fisik serta seni. Kemunduran kedua Kerajaan tersebut mengakibatkan
peradaban Islam turun secara drastis. Kemerosotan moral para pemimpin serta
kekuatan militer yang lemah, menjadi pengaruh besar terhadap kemunduran kerjaan.
Sehingga, eksistensi Islam terutama di bidang pendidikan ikut mengalami
kemerosotan.
2.3.5 Konflik antar kerajaan islam
Sebelumnya,
penulis telah mengemukakaan bahwa salah satu penyebab kemunduran peradaban
Islam yaitu mundurnya kerajaan-kerajaan besar Islam. Seperti pada kerajaan
Safawi yang mengalami kemunduran karena terjadi
konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani.
2.3.6 Apatis dan stagnasi dalam dunia IPTEK muslim
Awalnya, Muslim banyak mendapatkan penemuan baru
terkait dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Mereka sangat
giat untuk melakukan hal tersebut. Namun sangat disayangkan, penemuan yang ada
hanya berhenti di sana, tanpa adanya tindak lanjut. Kemalasan membuat mereka
berhenti untuk menciptakan karya-karya baru. Akibatnya, penemuan yang ada
justru menjadi modal utama bangsa lain sebagai dasar penemuan baru yang dapat
memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan manusia.
2.3.7 Krisis ekonomi
Pada saat Muslim sedang giat-giatnya melakukan
pengembangan di bidang IPTEK, semuanya hanya terfokus pada hal tersebut. Hal ini
mengakibatkan perekonomian menjadi dinomor- duakan. Mereka hanya memikirkan
upaya pengembangan IPTEK tanpa melirik kesejahteraan masyarakatnya. Akibatnya,
muncul permasalahan baru di bidang ekonomi yaitu terjadinya krisis yang cukup
mengkhawatirkan.
2.3.8 Cara pandang muslim yang sempit
Memang benar, Muslim sangat taat pada agama mereka
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun, ketaatan yang berlebihan
mengakibatkan Muslim menutup sebelah mata akan perkembangan ilmu pengetahuan
dari dunia luar. Mereka seakan-akan cenderung membatasi perkembangan itu jika
tidak sesuai dengan pemikiran mereka. Sedangkan bangsa Eropa bertindak
sebaliknya. Bahkan, mereka besifat terbuka dengan dunia baru, sehingga mereka
semakin bertambah ilmu pengetahuannya.
Selanjutnya, umat Islam terlebih pada pemerintahannya
melalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pada mulanya, mereka memberikan
kesempatan untuk berkembang dan memperhatikan ilmu pengetahuan dengan
memberikan penghargaan yang tinggi kepada para ahli ilmu pengetahuan. Namun
pada masa ini mereka lebih mementingkan pemerintahan, begitu juga dengan para
ahli ilmunya yang telibat dalam urusan-urusan pemerintahan.
2.4
Hubungan
Kemunduran Islam dengan Kebangkitan Bangsa Eropa
Telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya bahwa
perkembangan IPTEK Muslim mengalami pasang surut. Pada awalnya, Muslim sangat
mendominasi perkembangan ilmu pengetahuan. Namun, pada abad pertengahan hal
yang sebaliknya justru terjadi. Beberapa faktor baik internal maupun eksternal
memberi dampak negatif bagi perkembangannya. Kemajuan IPTEK Muslim justru
berhenti, dan bahkan mengalami kemunduran. Hal ini menjadi keuntungan bagi
bangsa lain yang dapat memanfaatkan kondisi dengan baik. Salah satunya adalah
tindakan yang dilakukan oleh bangsa Barat dengan kreativitasnya dapat mengambil
alih periode kemajuan IPTEK yang sebelumnya dipegang Muslim. Periode ini
menjadi masa kebangkitan Eropa atau yang biasa disebut dengan Renaissance.
Beberapa hal yang telah mereka lakukan antara lain :
2.4.1
Bangsa
Barat berhasil memanfaatkan kondisi dengan menerjemahkan karya-karya Muslim
Muslim telah
banyak menciptakan karya dari hasil penemuannya. Namun, mereka tidak memiliki
semangat yang kuat untuk mengembangkan hasil penemuannya. Orang-orang Barat
lulusan sarjana Cordoba sudah memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang
bahasa Arab, memanfaatkan kondisi ini dengan baik untuk bergerak. Ilmu-ilmu
Islam yang mereka peroleh diterjemahkan ke bahasa Inggris. Akhirnya, mereka
menjadi lebih tahu persis mengenai ilmu yang telah mereka perdalam sebelumnya.
2.4.2
Bangsa
Barat mengembangkan penjajahan bagi orang Muslim
Setelah mereka
berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan yang pada dasarnya merupakan hasil
penemuan Muslim, mereka mulai bertindak sewenang-wenang. Penjajahan bagi Muslim
terjadi di mana-mana. Kondisi ini sangat mengenaskan. Terlebih lagi, pada masa
ini Muslim tidak diperbolehkan untuk bersekolah. Dengan begitu, ilmu Muslim
hanya akan berhenti di sana, sedangkan di sisi lain bangsa Barat justru melejit
dengan kemampuannya dalam mengembangkan IPTEK. Akhirnya bangsa Barat dapat menguasai
dunia dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
2.4.3
Bangsa
Barat berhasil membuka jalur baru lewat laut
Pada awal
kebangkitannya, bangsa-bangsa Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat.
Dihadapan mereka masih terdapat kekuatan-kekuatan angkatan perang Islam yang
sulit dikalahkan, terutama kerajaan Usmani yang terletak di Turki. Tidak ada
jalan lain, mereka harus menembus jalan yang sebelumnya hanya dipandang sebagai
dinding yang membatasi gerak mereka.
Mereka melakukan
berbagai penelitian tentang rahasia-rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan
dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Setelah
Christopher Colombus menemukan Amerika (1492 M) dan Vasco da Gamma menemukan
jalan ke timur melalui Capetown (1498 M), Benua Amerika dan kepulauan India
segera jatuh ke tangan Eropa. Dua penemuan itu, sungguh tak terkirakan
nilainya, Eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan karena tidak lagi
tergantung kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam. L. Stoddard dalam “The
New World of Islam”, menggambarkan situasi tersebut dengan kata-kata demikian “Lalu
dengan sekejap mata dinding laut itu berubah menjadi jalan raya dan Eropa yang
terpojok itu menjadi yang bertuan di laut dan dengan demikian yang dipertuan di
dunia. Terjadilah perputaran nasib yang maha hebat dalam sejarah seluruh umat
manusia.”
2.4.4
Revolusi
Industri Bangsa Barat
Di dalam bidang
perekonomian bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju karena daerah-daerah baru
terbuka baginya. Mereka dapat memperoleh kekayaan yang tidak terhingga untuk
meningkatkan kesejahteraan negerinya. Maka mulailah kemajuan bangsa Barat
menandingi kemajuan umat islam yang sejak lama memang berangsur-angsur mengalami
kemunduran. Kemajuan bangsa Barat itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan
dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan mesin uap yang kemudian melahirkan
revolusi industri di Eropa semakin memantapkan kemajuan mereka.
2.4.5
Renaissance
Renaissance adalah lahirnya kembali peradaban barat.
Renaissance dari bahasa Prancis terdiri dari kate re (kembali) dan naitre
(lahir). Jadi Dalam konteks sejarah barat, renaissance mengacu pada terjadinya
kebangkitan kembali minat yang besar dan mendalam terhadap kekayaan warisan
Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai aspeknya. Tanpa renaissance di Eropa
tidak akan mungkin menapaki abad-abad modern begitu cepat. Renaissance membangkitkan
kembali cita-cita alam pemikiran yang menstrukturi standar dunia modern seperti
optimisme, hedonisme, naturalisme, dan individualisme.
Masa ini ditandai oleh kehidupan yang cemerlang di bidang seni, pemikiran
maupun kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari
kegelapan intelektual abad pertengahan. Masa
Renaissance bukan suatu yang berkembang secara alami dari abad pertengahan,
melainkan sebuah revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya pemikiran serta
tradisi Abad pertengahan.
Pada masa itu,
agama Kristen menjadi penghambat dalam pengembangan IPTEK. Hal ini dikarenakan
anggapan yang salah dari pihak gereja. Siapapun yang melakukan penemuan, namun
hasil penemuannya tidak disebutkan di Injil, mereka akan diusir atau bahkan
dibunuh. Namun, pemuda-pemudanya justru menjadi lebih bersemangat dalam
mengembangkan kemampuannya di bidang IPTEK. Dan sejak itulah Eropa mengalami
kebangkitan yang pesat hingga sekarang.
2.5
Solusi
untuk Membangkitkan Kembali Kemajuan IPTEK Muslim
Seperti halnya
sebuah roda yang berputar, peradaban Muslim juga mengalami pasang dan surut
dalam perkembangannya. Kejayaan Muslim mulai mengalami kemunduran sejak adanya
kebangkitan bangsa Eropa. Ironisnya, umat Muslim mengalami kemerosotan tiap
tahunnya dan kini Muslim telah jauh tertinggal dari bangsa Eropa. Sebagai
generasi penerus Islam, kita memiliki tanggung jawab untuk mengejar
ketertinggalan peradaban Muslim. Adapun solusi dari permasalahan tersebut ialah
sebagai berikut:
2.5.1
Terus menerus mencari ilmu
Dengan perkembangan ilmu yang cukup pesat,
diharapkan Muslim selalu menuntut dan menggauli ilmu itu sendiri. Hal ini
bertujuan agar Muslim tidak tertinggal dengan kemajuan teknologi saat ini. Maka
diharapkan, Muslim selalu merasa haus akan ilmu, bukan justru sebaliknya yang
merasa berpuas diri terhadap ilmu yang telah
dikuasai. Dengan demikian, Muslim dapat mengembangkan kemampuan yang
dimiliki, sehingga dapat mengembalikan masa kejayaan peradaban Islam dalam
bidang IPTEK yang pernah diambil alih oleh bangsa Barat.
2.5.2
Menguasai teknologi yang berkembang saat ini
Pada zaman sekarang teknologi sangat diperlukan oleh
manusia modern untuk menunjang kehidupannya. Untuk itu diharapkan, manusia
dapat mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih dan mengalami pembaruan
setiap saat. Dengan menguasai teknologi manusia akan lebih menggenggam
dunia.
2.5.3
Umat Islam tidak menutup mata akan IPTEK
Guna menilik lebih jelas tentang kemajuan IPTEK maka
haruslah Muslim untuk membuka mata lebar-lebar mengenai perkembangan IPTEK itu
sendiri. Sehingga, dengan membuka mata Muslim diharapkan dapat mengikuti IPTEK
dan selanjutnya dapat termotivasi untuk lebih dapat menggauli bahkan
mengungguli kemajuan IPTEK bangsa Barat.
2.5.4
Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk IPTEK
bagi kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada
khususnya
Sama halnya dengan apa yang dilakukan bangsa Barat,
muslim pun harus dapat mengeksplorasikan berbagai ilmu atau IPTEK yang ada.
Dengan berbagai inovasi, Muslim tidak hanya dapat menciptakan hal-hal yang baru
namun juga dapat memperbarui hal-hal yang sudah ada dan menghasilkan barang
baru tanpa embel-embel plagiat atau meniru barang yang sudah jadi. Di sinilah,
kreatifitas dan inovasi sangat
diperlukan. Sehingga Muslim dapat berkembang lebih pesat lagi untuk kedepannya.
2.5.5
Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama
dan IPTEK
Sebagaimana mestinya, suatu ilmu atau ajaran
haruslah senada dan sejalan dengan agama atau kitab yang diyakini. Selanjutnya,
dengan terciptanya jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK akan
menciptakan keserasian yang berujung dengan semakin pesatnya perkembangan IPTEK
itu sendiri. Sebab ajaran agama merupakan pedoman yang mengatur segala aspek
kehidupan termasuk IPTEK itu sendiri. Dalam mengembangkan suatu ilmu haruslah
mengedepankan ajaran agama guna lebih memajukan ilmu itu sendiri.
2.5.6
Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap masa
depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran Al-Quran
Pada kenyataannya, pembiasaan pendidikan pada usia
dini akan memberikan manfaat yang lebih maksimal untuk ke depannya. Begitu pula
dengan pembelajaran mengenai Al-Quran beserta aplikasinya dalam kehidupan
nyata. Dengan begitu, diharapkan Muslim dapat lebih paham atau mengerti tentang
ajaran Al-Quran yang secara tidak langsung dapat memahami dan dapat mempelajari
tentang IPTEK itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Setelah penulis menganalisis, dapat
disimpulkan bahwa pandangan Islam mengenai menuntut ilmu ialah sebuah kewajiban
bagi setiap umatnya. Banyak
dalil-dalil yang menjelaskan tentang pentingnya untuk menuntut ilmu bagi umat
muslim. Ilmu juga memiliki peran dalam kemundurun muslim dalam IPTEK serta
kebangkitan Eropa yang menggeser muslim dalam bidang IPTEK. Umat muslim awalnya
memiliki peradaban serta ilmu tinggi. Namun karena kemalasan umat muslim, mengakibatkan
adanya apatis dan
stagnasi dalam dunia IPTEK muslim. Akibatnya,
penemuan yang ada justru menjadi modal utama bangsa lain sebagai dasar penemuan
baru yang dapat memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan manusia. Dengan
adanya hal ini, Bangsa Barat berhasil memanfaatkan
kondisi tersebut dengan mengembangkan IPTEK hingga masa modern ini. Sebagai
umat Islam, hendaknya ikut berpartisipasi untuk memajukan IPTEK yang pernah
berjaya di kalangan muslim.
3.2
Saran
Mengingat betapa terpuruknya peradaban Islam saat
ini, maka diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat termotivasi
untuk membangkitkannya lagi. Sehingga penulis menyarankan agar pembaca
senantiasa tidak menutup mata dengan perkembangan IPTEK serta selalu merasa
haus akan ilmu. Dengan demikian, pembaca akan menjadi manusia baru yang siap untuk
menghadapi perkembangan teknologi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Haer, Didi. “Hadits tentang Mencari
Ilmu”.22 April 2015. http://didinhaer.blogspot.com/2013/12/hadits-tentang-mencari-ilmu.html
Kurnia. “Hadist tentang Menuntut
Ilmu”.22 April 2015. https://kurnia249che.wordpress.com/tugas-tugas/data-data-agama/hadist-tentang-menuntut-ilmu/
Linggau. “Masa Kemunduran dan Masa
Pembaharuan”.17 April 2015.http://linggau21.blogspot.com/2013/05/masa-kemunduran-dan-masa-pembaharuan.html
Nulis, Santri.“Ilmu dalam Pandangan
Islam”.22 April 2015. http://santrinulis.com/tulisanke-138-Ilmu-dalam-Pandangan-Islam.html
Pianda, Jondra. ”Bab 2 Hadis
tentang Menuntut Ilmu”.22 April 2015. http://jondrapianda.blogspot.com/2011/11/bab-2-hadis-tentang-menuntut-ilmu.html
Romdlon, Shoim. “Makalah
Renaissance Barat”. 17 april 2015. http://romdlonsz1.blogspot.com/2013/03/makalah-renaissance-barat.html
Rosalianas, Rahma. “Dalil Naqli
tentang Menuntut Ilmu”.22 April 2015. http://rahmarosalianas.blogspot.com/2014/12/dalil-naqli-tentang-menuntut-ilmu-dan.html
Winarto, Joko. “Perkembangan Islam
Abad Pertengahan”. 17 April 2015. http://sejarah.kompasiana.com/2010/10/05/perkembangan-islam-abad-pertengahan-279557.html
Yanti, Fenty. “Kemajuan Kemunduran
dan Kebangkitan Dunia Islam”.17 April 2015.https://fentyyanti.wordpress.com/2012/09/28/kemajuan-kemunduran-dan-kebangkitan-dunia-islam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar